Saturday, June 13, 2015

Kesuksesan dan Sekolah

Sobat
Terkadang banyak orang diluar sana berpikir dan berpedoman dalam hidup ini, mereka akan sukses ketika mereka mampu sekolah lebih tinggi dari rekan – rekan sejawat atau lebih tinggi dari lingkungan sekitar.
Yang harus kita pahami adalah, Antara sekolah dan kesuksesan tidak lah linier bahkan terkadang sangat jauh terbentang.
Sekolah merupakan hak kita sebagai seorang manusia untuk mendapatkan pengajaran yang mengarahkan kita pada berpola pikir yang baik, berbuat yang baik dan berbicara yang baik. Sementara masa depan adalah bagaimana lingkungan kerja kita memberikan penghargaan atas efek positif yang kita jalani karna berpedoman yang telah kita pelajari di sekolah.
Dengan sekolah setinggi tinggi nya, sebenarnya kita telah menjalankan tiga hal sekaligus, seperti yang tertulis diatas, yakni berpikir, berucap dan berbuat yang benar, dan setelah ketiga hal itu kita jalani dalam kesehari harian kita, dan kalau kita lihat lebih dalam dalam prespektif religious dimana Yang Kuasa dalam setiap ajaranya senantiasa menekan kan kita pada sebanyak2 nya berbuat baik dan sejauh2 nya menghindari perbuatan jahat. Tiga hal diatas telah memenuhi salah satu syarat kita untuk menjadi manusia atau mahluk ciptaannya untuk hidup sesuai NYA. Dan ketika seseorang didapati kesuksesan setelah sekolah tinggi, adalah bagaimana Yang Kuasa memberikan penghargaan dari apa yang kita perbuat diatas.
Dari hal tersebut diatas, seyoganya kita semua, kalau memang memungkinkan untuk sekolah yang tinggi, sekolah lah yang tinggi setinggi tinggi mungkin. Tidak ada dibelahan dunia manapun mengatakan orang bisa hidup layak di dunia dan akhirat ketika mereka menjalani kehidupan yang tidak sesuai dengan NYA. Kalau terlihat ada yang serupa seperti itu, dimana orang berbuat buruk tetapi bisa hidup lebih baik dari yang berbuat baik, itu hanya klise, karna pada akhirnya apa yang didapat nya tidak lah kekal, bisa besok atau lusa terjadi pembalasan dan perampasan atas semuanya, baik itu dari tangan orang lain, atau yang lebih menyakitkan adalah dari keturunan nya sendiri.
Sobat, 
Jangan ragu dan menyerah utk bisa menjalankan nya dengan sebaik baiknya.
Sukses untuk kalian semua.



Sunday, October 13, 2013

ANALISA PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA ATAS SISTEM INFORMASI HOTEL

Semenjak dicanangkan nya visit Indonesia year di tahun 1993 dengan tema Environment Year (Lingkungan Hidup), industry pariwisata semangkin menunjukkan kemapanannya sebagai bagian penting penyumbang APBN selain sektor Migas (Minyak Dan Gas). Saat ini para pelaku pasar pariwisata melihat potensi bukan hanya industry pariwisata yang menjual keindahan dan panorama alam, melainkan juga melakukan transaksi bisnis di daerah tertentu, yang lebih dikenal dengan The meetings Industry, atau MICE (Meeting, Intensive, Convention dan Event). 

Berdasarkan hasil survey dan analisa pengaruh sumber daya manusia atas sistem informasi di salah satu hotel di jakarta didapati hal-hal berikut:


Dalam perjalanannya Hotel XYZ seluruh aktivitas sumber daya manusia dalam menjalankan visi dan misi organisasi dilandasi dengan sistem, dalam bentuk order yang disebut dengan guest service request dan menyimpannya dalam database untuk keperluan lain. Dalam melakukan observasi, terlebih dahulu peneliti membagi record yang dihimpun menjadi 3(tiga) bagian besar, yang disebut sebagai  ID, yang menggambarkan kode permintaan pelayanan. Adapun 3(tiga) ID tersebut adalah; (1)A adalah record yang menampung permintaan pelayanan berupa penginformasian atas penggunaan fasilitas sistem informasi didalam lingkungan hotel, (2)B adalah record yang menampung kesulitan / kegagalan tamu dalam menggunakan fasilitas sistem informasi  yang disebabkan media / tools tamu yang digunakan tidak compatible / rusak / keterbatasan rights, dan (3)C adalah record yang menampung kegagalan sistem informasi berjalan sebagaimana mestinya. Ada pun kompenen didalamnya adalah provider penyedia jasa bandwidth, electricity,cabling, access point, atau terjadi nya kerusakan perangkat secara mendadak dan bersamaan sehingga tidak dimungkinkan di alihkan dengan backup yang ada. Dalam kasus ini, pemenuhan keinginan tamu atas pelayanan hanya bisa dilakukan oleh sumber daya manusia dengan cara :
  1. Ber interaksi dengan tamu melalui telpon kamar dengan meng guide untuk melakukan tindakan yang harus dilakukan, 
  2. Penginformasian atas besar tagihan yang akan di bebankan pada tamu,  dan 
  3. Penginformasian atas fasilitas dari tamu sesuai perjanjian sebelum tamu tersebut berada di hotel.
Sedangkan urutan kedua adalah 1101 Record atau mencapai 15.97%, artinya sumber daya manusia yang incharge diharuskan memahami dan mampu mengambil langkah cepat untuk menanggulangi communication failure yang terjadi. Berikut adalah beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi pemilik hotel di Jakarta dalam memilih dan menerapkan sistem yang sejalan dengan penerapan teknology informasi pada sistem informasi dalam menjalankan usahanya : 
  1. Kemampuan sumber daya manusia dalam mengenal sistem operasi yang digunakan tamu dengan format yang berbeda – beda sangat menentukan hasil akhir.
  2. Kemampuan sumber daya manusia dalam memahami perangkat technologi informasi yang di gunakan untuk menunjang sistem informasi penyediaan layanan sistem informasi sangat berpengaruh pada kesiapan ketika sistem terjadi downtime.
  3. Pelatihan secara berkala atas pergantian sistem hasil dari tuntutan zaman menjadi prioritas pertama dalam mendapatkan sumber daya manusia yang compatible dalam berbagai situasi dan kondisi.
  4. Kestabilan jalannya kinerja sistem informasi dalam mengakomodir keperluan transaksi bisnis di lokasi yang memiliki infrastructure yang kurang menunjang perlu diperhatikan dan disingkapi dengan penempatan sumber daya manusia yang bisa mengalihkan kekurangan tersebut menjadi suatu kelebihan. Sejalannya sistem informasi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah terlatih merupakan kunci mutlak untuk mencapai tujuan organisasi. 
Terima kasih
Steeve Haryanto Souw
Kelapa Gading, 13 October 2013

Monday, June 24, 2013

ANALISA PENERAPAN SYSTEM PADA HOSPITALITY INDUSTRY

Property management system sering disingkat sebagai PMS. PMS merupakan suatu applikasi yang sering digunakan di perhotelan di dunia. Menggeliatnya industry pariwisata di Indonesia mendorong beberapa company local berusaha untuk bermain didalam business tersebut. Dimana saat ini masih dibanjiri dan sudah menjadi raja adalah company dari luar negeri. Seolah menyatakan bahwa company local Indonesia kurang dilirik oleh pasar dalam negri dalam pengadaan system perhotelan. Sungguh aneh memang, ketika kita jumpai, para lulusan sarjana informatika begitu mem bludak dan banyak karya ilmiah sering di gelar serta ditambah pula dengan begitu besarnya antusias masyarakat untuk bisa menyekolahkan anak – anak mereka ke fakultas system informasi dengan harapan agar bisa ber wirausaha atau bekerja untuk company pembuat perangkat lunak.
Dalam peng implesikan sebuah system dalam suatu organisasi tidak pernah lepas dari beberapa factor untuk mendukung berjalan dengan baiknya system tersebut dan penulis mencoba merangkum nya menjadi dua factor penting yang harus di pahami antara lain:

  1. Faktor Sumber daya manusia, artinya ketika suatu system di terapkan, sumber daya manusia yang berada di organisasi tersebut harus mau tidak mau mematuhi jalan nya system, hal ini yang terkadang sulit diterapkan di Negara kita. SDM masih bisa mengkontrol system sementara yang seharusnya terjadi adalah SDM dikontrol oleh system. Pembinaan dari SDM untuk sadar system, rasanya seperti memaniskan air laut, hampir tidak mungkin terjadi tetapi masih ada harapan untuk bisa diwujudkan, baik dengan cara regular training atas makna ber organisasi teratur sampai dengan tertibnya kita dalam meng akomodir masalah.
  2. Faktor financial, artinya ketika suatu system di terapkan, keuangan sebuah organisasi haruslah diperhitungkan dengan matang, karna tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan system, kita harus siap dengan perubahan, dimana setiap kali ada iklim organisasi berubah, baik dari segi main core businessnya sampai dengan perhitungan rugi laba suatu perusahaan, maka organisasi harus siap meng upgrade atau memodifikasi system yang ada, agar tetap relevan dan upto date.
Dua factor diatas, tidak lah meng ikat, dimana dua factor diatas merupakan pengejawantahan dari pengalaman penulis semata, dan bukan menjadi suatu acuan. Regenerasi dua factor diatas, akan menimbulkan factor – factor yang tidak kalah pentingnya untuk bisa menunjang system yang berjalan.
Banyak nya company luar yang ada menurut penulis karna mereka mampu menempatkan dua factor diatas menjadi suatu traces dalam menempatkan dirinya sebagai company yang layak menjadi provider dari system yang diterapkan di organisasi.   Dan seperti kita ketahui bahwa ketika suatu company yang menerapkan sebuah system untuk mengakomodir data yang ada menjadi suatu kesatuan wadah, mereka tidak segan-segan mengeluarkan kocek yang luar biasa besar baik dari pengadaan perangkat IT sampai dengan pengembangan SDM. Sudah pastinya maintenance costnya terbilang cukup mahal ditambah lagi konversi mata uang yang sangat variatif.

Kebijakan untuk mempercayakan implementasi dari system untuk suatu organisasi hospitality industry, biasanya dipegang oleh seorang EDP manager atau IT Directur tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa penerapan kebijakan tersebut di dukung bukan hanya dari stabilitias system tersebut melainkan juga seberapa besar human resources (baca: pasar SDM) yang memahami system tersebut. Seperti contohnya beberapa akademis menerapakan suatu mata pelajaran yang khusus untuk mempelajari dan mendalami serta mengenalkan bagaimana system tersebut running. Kita ambil contoh System Opera dari Micros Fidelio.Hampir diseluruh akademi pariwisata diperkenalkan dan diajajarkan bagaimana system tersebut running.

Micros Fidelio sebagai suatu company yang ada di Indonesia merupakan perusahaan asing yang berbasis business pengadaan system PMS untuk hospitality industry. Untuk waktu dari masuknya Micros Fidelio ke Indonesia khusus nya Jakarta, penulis tidak mendapatkan informasi yang akurat. Berdasarkan pengalaman penulis, sudah sepuluh tahun lebih incharge di IT Department hotel, micros Fidelio sudah ada, dan sudah meluncurkan berbagai type dari system. Dan beberapa waktu yang lalu penulis melakukan survey atas system tersebut di bilang an Jakarta, dan penulis mendapatkan angka yang menajubkan dimana dari 34 Hotel berbintang yang ada, sebanyak 20 hotel berbintang mempercayakannya pada organisasi tersebut diatas atau sekitar 6.8% dari 34 Hotel.

No.
PMS Name
TOTAL
1
Opera
20
2
Galaxy
1
3
Springler-Miller System
1
4
Rhapsody
5
5
Maxial
2
6
Visual One
1
7
Ephitom
2
8
Power Pro
1
9
Fidelio
1






Dari data tersebut diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa :

  1. Penerapan system , tidak lagi di ukur dari seberapa banyak fasilitas yang ada. Melainkan di ukur dari seberapa stabil jalannya system. 
  2. Perbedaan antara buatan local dan luar tidak menjadi suatu keadaan yang signifikan dalam menerapkan system selama customer service 24 Jam bisa memberikan problem solving yang akurat. Sebagai contohnya PMS dengan Merk Rhapsody, merk tersebut adalah di rilis oleh Realta Chakradharma, yang ber domisili di Jakarta (http://www.realta.co.id/new/index.php) dan dari hasil survey diatas, didapati mampu menggrab 5 hotel ber bintang, atau 1.7% dari 34 Hotel.
  3. Kemudahan system dalam pengoperasiannya oleh SDM yang sudah terlatih merupakan kunci tersendiri untuk menunjang penerapan system, human error bisa dihindari sehingga system failure pun dalam mengkalkulasi data yang ada semangkin kecil jumlahnya.


Terima kasih
Steeve Haryanto Souw
Senayan, 24 June 2013



Sunday, October 7, 2012

Perangkat computer dalam system informasi


Perkembangan teknologi informasi sekarang ini semangkin pesat. Itu semua terjadi bukan hanya karna didukung oleh semangkin terjangkaunya perangkat IT, akan tetapi dari sisi business pressure yang semangkin kuat penetrasinya ke setiap sendi sendi kehidupan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka bahkan tahu atau pun tidak mau tahu setiap individu yang hadir di era ini harus menerima nya sesuai dengan kepentingannya.
Penempatan perangkat IT harus dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dimana agar tidak terjadi suatu keadaan yang justru membuat para sumber daya manusia menjadi 'stress' karna kekurangan atas informasi untuk penggunaan perangkat tersebut (lack of training)
Secara umum untuk  perangkat IT terbagi menjadi 3 bagian besar yakni :
  1. Hardware :perangkat keras yang ditempatkan /disetup untuk memudahkan user menggunakan aplikasi yang tersetup, contoh :cpu, printer, mouse, keyboard.Isi dari hardware tersebut CPU, Primary Storage,Secondary Storage, Input Tech, output Tech, Communication Tech.
  2. Software : perangkat lunak yang di tempatkan / disetup untuk memudahkan user menghasilkan hasil yang diinginknan contoh spreadsheet untuk kalkulasi biaya dan documentasi recipe dll.
  3. Dan yang terakhir adalah brainware : sumber daya manusia / user yang menggunakan kedua perangkat tersebut diatas untuk mengarahkan mereka pada hasil yang diinginkan. contoh hasil print out yang bisa dimengerti oleh department concern atau user lainnya.

Secara tingkatan / hierarchy computer dalam perkembangannya sebagai berikut :
  1. Superkomputer, adalah seperangkat computer yang memiliki kemampuan untuk mengolah / menampung dan memberikan hasil yang diinginkan user dalam waktu sangat cepat, dimana biasanya perangkat superkomputer ini ditempatkan sebagai database dari semua aplikasi yang berjalan di suatu organization militer dan lembaga penelitian negara mengingat harganya luar biasa sangat mahal dan biasanya tidak user friendly untuk dioperasikan.
  2. Mainframe, adalah seperangkat computer yang juga hampir sama dengan superkomputer yakni untuk mengolah / menampung dan memberikan hasil yang diinginkan user dalam waktu cepat dan biasanya mainframe banyak digunakan oleh organization swasta dan lebih mudah untuk dimaintenance dan lebih user friendly karna biaya untuk memaintenance masih terjangkau.
  3. Midrange, adalah seperangkat computer yang banyak kita temui kalangan perusahaan berskala lebih kecil dengan total computer yang beredar sekitar 10-15 pc.
Ketiga tingkatan diatas adalah suatu tingkat dalam IT dimana kesamaannya adalah sama, yakni sebagai penyedia data, dan kalau kita ingat atas pembahasan kita mengenai system informasi manajemen perhotelan yang terdiri dari input process and output, dimana ada yang tertulis 'Database', ketiga perangkat tersebut lah yang digunakan sebagai database atau lebih dikenal adalah server (pelayan, service). Tugasnya adalah menampung data untuk dirubah menjadi informasi.
Kemudian,
Setelah kita membahas ketiga jenis server diatas pastinya kita akan bertanya apakah setiap chef atau guest service relation yang ingin mengaccess data - data standard recipe sampai dengan data guest harus meng antri dalam suatu computer besar? Jawabannya tentu tidak.
User dalam hal ini adalah pengguna melakukan pengolahan data tersebut dengan menggunakan perangkat computer sebagai perpanjangan tangan dari database kepada user. Dalam system informasi manajemen kita menyebut nya 'Process'.
Bagaimana dengan result nya sebagai output ?  out put kita kita lakukan dengan mem printing apa yang menjadi kriteria kita atau menyimpannya dalam suatu secondary storage seperti flash disk, printer dan lain - lain.
Pengimplementasian dari IT didalam industri perhotelan sudah lama diterapkan, semuanya diperuntukan untuk mempermudah dan mempercepat kegiatan interaksi antara guest service dengan guest. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan business process yang terjadi serta didukung oleh demand dari hasil publikasi internal organization ke luar organization (Lihat diagram automation hotel) membuat kita harus kembali mempertimbangkan untuk meng upgrade system atau mengganti system yang sudah ada untuk lebih updated.
Pertanyaannya adalah
  1. Sampai batas mana sebuah organization perhotelan harus mengupgrade system yang ada ?
  2. Kriteria seperti apa yang dibutuhkan untuk perhotelan dalam merancang sebuah system untuk meningkat kan revenue atau occupancy dari organization ?
 Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut diatas adalah sebagai berikut :
  1. Batas yang ditentukan adalah sampai tidak terhingga  tetapi bukan berarti tidak berimbang dengan revenue yang masuk. Jadi harus lah ditempatkan pada posisi sebijak mungkin, artinya  dimana setiap guest yang memiliki loyalitas tinggi bisa terus tercover dengan update terkini dari dirinya seperti contohnya kapan last visit nya, kesukaannya seperti apa sampai dengan last keinginannya atas perkembangan organization tersebut, personalize care. Kemudian bagi internal organization ketika user tidak lagi ditemukan kesulitan untuk meng update sampai mereview apa yang menjadi tools nya untuk tetap menjaga keloyalitas guest pada organization kita, service after sales.
  2. Kriteria yang harus diperhatikan untuk meng upgrade system adalah sbb:
  • Mampu meningkatkan daya saing organization secara eksternal.
  • Mampu meningkatkan penggunaan tools yang berkorelasi dengan department concern lainnya. Mampu membuat structure organization berjalan seiring perkembangan business pressure yang ada
Demikian lah yang harus kita perhatikan dalam setiap kali meng implementasikan sebuah system sampai dengan kewajiban kita untuk keep the system updated.
Terimakasih
Semoga bermanfaat
Senayan, 7 Oktober 2012
Steeve Haryanto Souw

Saturday, June 2, 2012

Hati nurani pemimpin kita baik diparlemen mau pun di kepresidenan.

Langkah yang diambil pemerintah untuk membatasi BBM bersubsidi pada kendaraan pemerintah, adalah tetap sasaran walau tidak bisa mereduce banyak nya pengguna BBM bersubsidi ketimbang meng konversi ke BBG. Langkah tersebut bisa di barengi dengan diteruskan menerapkan tiket transjakarta, bagi yang bertempat di Jakarta artinya setiap pegawai di jajaran PNS dengan syarat dan kondisi tertentu, (biarlah pemerintah yang memikirikan nya, saya hanya sebatas menyingkapi) diwajibkan menggunakan jasa bus transjakarta untuk pulang dan pergi ke tempat kerja nya. Dengan harapan anggaran pembelian kendaraan dinas, kemacetan di jalan bisa sedikit berkurang.

Kita coba untuk melihat, bahwa siapapun yang menjabat dan duduk dipemerintahan adalah abdi masyarakat, jadi sudah seyogyanya mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan individu.
Langkah kecil tetapi sangat berarti.

Penyalahgunaan BBM bersubsidi bukan hanya terjadi pada pemerintahan melainkan juga pada lapisan masyarakat paling bawah. Banyak dijumpai disetiap SPBU, beberapa oknum meminta struck atas pengisian BBM yang dilakukannya dengan cara menulis sendiri, petugas hanya memberikan lembaran kosong yang berlogo dan lain – lain.

Tidak ada habisnya kalau pemerintah tidak mengambil langkah tepat dalam menyempurnakan sudsidi ini, tetapi bukan berarti menyengsarakan masyarakat. Pemerintah dan instansi terkait serta masyarakat harus nya saling transparan, artinya kalau pemerintah ingin menaikkan harga BBM bersubsidi harus dibarengi dengan tingkat pendapatan penduduk paling bawah dan juga inflasi yang sebenar – benarnya. Bukan buatan analisa ekonom agar mendapat pengakuan dari dunia international akan kemajuan ekonomi Indonesia dan kemakmuran yang terjadi.

Hal tersebut penting untuk dilakukan, agar masyarakat ‘tidak terjepit’ pada meningkatnya kebutuhan hidup seiring meningkatnya harga BBM. Seperti contoh peristiwa yang kemarin sempat menghebohkan atas berita akan kenaikkan BBM bersudsidi akan dilakukan, itu menujukkan bahwa perhitungan pendapatan perkapita penduduk tidak lah sama dengan yang sebenarnya, sehingga terjadi ketimpangan yang luar biasa besar antara fakta dan data di lapangan dan di atas kertas.
Kembali lagi ke hati nurani pemimpin kita baik diparlemen mau pun di kepresidenan, bahwa memerintah secara transparan adalah sudah menjadi keharusan.


Terimakasih
Semoga bermanfaat
Senayan, 3 Mei 2012
Steeve Haryanto Souw


Tuesday, August 30, 2011

Perang adalah kumpulan binatang yang sedang bermimpi menjadi manusia.

Aku coba brainwash diri dengan kutipan – kutipan movie di youtube yang berkaitan dengan perang ideologi, di vietnam. Aku melihat begitu antusias, seperti dalam film – film seri yang tersiar di station televise swasta dengan back ground music dari rolling stone ‘man in black’. Seru sepertinya, berondong peluru dan saling membalas antar mereka. Diantara dua kubu yang saling baku tembak, banyak hal yang muncul, dari mulai kesenangan karna menang dan ketakutan karna kekalahan. Tetapi apa seperti itu memang adanya. Kalau kita compare dengan video amatir yang beredar di youtube.com, sedih, marah, takut dan sampai dengan meneteskan air mata terjadi. Bagaimana wajah seorang tentara amerika serikat begitu luar biasa ketakutan dan putus asa, karna serangan dari gerilyawan komunis begitu buas dalam menggempor mereka. Dan bagaimana ke ngerian yang juga tidak kalah menakutkan ketika bagaimana seorang tentara amerika menguasai keadaan tertentu dalam daerah pedalaman, dan membabi buta, seolah – oleh senjata adalah tuhannya.

Perang Vietnam merupakan murni perang ideology, dan ideology menurut aku berkaitan dengan keyakinan kita sebagai manusia yang ber intellectual dan menemukan pencerahan akan apa yang didalami. Buat aku, sesuatu yang imajiner dan setiap orang pasti sulit menjelaskannya. Semangkin dijelaskan, akan semangkin jauh dari kenyataan. Tetapi dalam perang tersebut, kenapa semuanya berusaha di ngejawantahkan dalam suatu bentuk tertentu, dimulai dengan pembagian wilayah hasil perang. Yang menjadi korban adalah manusia juga, yang menjadi bangkai layaknya binatang.
Ketika sebuah imajiner di coba di terapkan menjadi suatu kenyataan, rasa – rasanya sulit untuk dijalankan, tidak menjamin apa yang kita bayangkan baik dengan konsep kita, adalah baik bagi yang menerima. Ketika ditanyakan kepada seorang serdadu paling kejam sekalipun, apakah mereka yang inginkan ketika melewati hari tua, pastinya terjawab ‘ … dengan damai’.

Apa ada tempat yang damai dan madani, ketika semua ber lomba – lomba menerapkan pencerahan mereka?
ketika mereka ‘rasa – rasa’ mendapat pencerahan dan ingin diterapkan dalam kehidupan sekitar, alias pada diri orang lain?


Intisari dari perang ketika itu ketika sampai dibenaku adalah menerapkan imajiner menjadi kenyataan. Dan bagi serdadu amerika dan gerilyawan Vietnam ketika ditanyakan, apa yang sedang mereka lakukan sekarang, adalah membunuh terlebih dahulu sebelum dibunuh. Apa dua hal tersebut diatas merupakan dua kesimpulan untuk kwalitas hidup seorang manusia? Mungkin rasanya, binatang yang sedang bermimpi menjadi manusia.

Terimakasih
Semoga bermanfaat
Senayan, 30 Agustus 2011
Steeve Haryanto Souw

Friday, August 26, 2011

Inflasi kagetan - Jasa Penukaran Uang Pecahan Kecil

Dari tahun ke tahun sepertinya tidak ada perubahan dimana harga sembako yang tinggi terus saja menjadi alur ritme dari acara tahunan menjelang hari raya yang paling menyedot konsumsi kebanyakan masyarakat kita. Aku melihat, tanda - tanda pemerintah tidak percaya diri atas minat konsumsi rakyatnya sendiri adalah dengan tersiar berita 'Operasi Pasar', 'Aparat terkait turun ke pasar untuk check harga' dan lain - lain. Sebenarnya tidak salah, bagus, ketika seorang petinggi negara mengulurkan tangannya untuk melihat dari dekat apa yang ter kondisi kan setelah suatu kebijakan dibuat, untuk kedepannya semangkin arif dan bijak atas setiap peraturan yang di terbitkan dan berpihak pada kepentingan umum (baca: rakyatnya sendiri). Tetapi,
Apa harus terus menerus seperti itu ? dari tahun ke tahun, dari pemilu ke pemilu? kapan selesainya? Atau memang ada 'bayangan' lagi yang lebih powerfull terhadap perekonomian negara ini sehingga bayang -bayang kemakmuran dan ketenangan financial ekonomi rakyat terjadi. Hanya alam yang menjadi saksinya.

Sekarang terlihat,
di saluran televisi swasta dan pemerintah dimana terdapat jasa penukaran uang dari besar ke kecil dengan menambahkan nilainya sebagai imbal balik jasa. Aku lebih senangnya menyebutnya inflasi kagetan. Kenapa? Karna jumlah yang  menjadi imbal balik jasanya merupakan real dari kenyataan yang ingin didapat oleh masyarakat atas keuntungan batas bawah (baca: Minimal) dari product yang ditawarkan.
Kemudian, yang menjadi pemikiran ku adalah Apa mungkin ini juga yang disebutkan sebagai operasi pasar Bank Sentral terhadap peredaran uang kecil pada masyarakat ? sama seperti bulog dalam operasi pasar menghadapi lonjakan harga? atau
Bentuk kegagalan Bank Sentral dalam menempatkan peredaran uang pecahan kecil dalam masyarakat? Dan jasa penukaran adalah bagian dari inflasi yang aku lihat adalah itu lah kenyataan yang ada terhadap mata uang di negara ini.


Terimakasih
Semoga bermanfaat
Senayan, 27 Agustus 2011
Steeve Haryanto Souw